Dr.Raj Kumar Mantri

Pemasangan implan gigi pada pasien yang sebelumnya telah menjalani prosedur bedah maksilofasial—seperti rekonstruksi tulang rahang, grafting tulang yang ekstensif, atau perawatan pasca-trauma—membutuhkan tingkat perhatian yang jauh lebih tinggi dibandingkan prosedur implan standar. Karena fondasi tulang telah mengalami manipulasi bedah yang signifikan, protokol pra- dan pasca-operasi harus sangat ketat untuk memastikan keberhasilan osseointegrasi implan dan pemulihan pasien. Persiapan dan Perawatan yang komprehensif adalah elemen kunci untuk menjamin bahwa pasien mendapatkan manfaat maksimal dari implan gigi mereka dan meminimalkan risiko komplikasi yang mungkin timbul dari riwayat bedah yang rumit. Mengabaikan satu langkah saja dalam fase kritis ini dapat membahayakan hasil bertahun-tahun upaya rekonstruksi.

Fase Persiapan dan Perawatan pra-operasi dimulai dengan pemeriksaan menyeluruh yang dipimpin oleh tim multidisiplin. Dokter gigi restoratif, spesialis implan, dan ahli bedah maksilofasial harus menyepakati rencana penempatan implan, yang didasarkan pada hasil pencitraan Cone Beam Computed Tomography (CBCT) dan model 3D rahang pasien. Dalam fase ini, status kesehatan pasien harus dioptimalkan. Jika pasien adalah perokok, mereka diwajibkan menghentikan kebiasaan merokok setidaknya dua minggu sebelum operasi dan selama periode penyembuhan awal, karena merokok terbukti menghambat aliran darah ke gusi dan tulang, yang sangat penting untuk osseointegrasi. Selain itu, pasien dengan riwayat diabetes atau kondisi autoimun harus memiliki kadar gula atau penyakit yang terkontrol, sesuai dengan persetujuan dari dokter umum mereka pada laporan medis yang dikeluarkan sebelum 1 Maret 2025.

Pada hari operasi, Persiapan dan Perawatan berlanjut dengan prosedur klinis. Antibiotik profilaksis diberikan satu jam sebelum sayatan dibuat untuk mengurangi risiko infeksi, yang lebih tinggi pada pasien dengan riwayat bedah rekonstruksi. Operasi implan dapat berlangsung antara 1 hingga 3 jam, tergantung kompleksitas dan jumlah implan yang dipasang. Pasca-operasi segera, pasien akan diberikan instruksi lisan dan tertulis yang sangat detail mengenai penanganan area bedah. Hal ini mencakup penggunaan kompres dingin (es) di luar pipi secara berkala selama 24 jam pertama untuk mengurangi pembengkakan, serta larangan berkumur kuat atau menyentuh area implan dengan lidah selama 48 jam.

Fase pasca-operasi jangka panjang adalah yang paling menentukan keberhasilan. Persiapan dan Perawatan meliputi manajemen diet dan kebersihan mulut yang ketat. Pasien harus mengonsumsi makanan lunak atau cair selama 7 hingga 10 hari pertama dan menghindari makanan yang keras atau pedas. Perawatan kebersihan mulut harus sangat hati-hati; pasien diinstruksikan untuk menyikat gigi secara normal di area lain, tetapi hanya membersihkan area implan dengan bilasan air garam hangat atau larutan kumur antibakteri yang diresepkan oleh dokter, mulai dari hari kedua pasca-operasi. Kunjungan tindak lanjut dijadwalkan secara ketat pada hari ke-5 untuk pemantauan penyembuhan dan hari ke-10 hingga ke-14 untuk pengangkatan jahitan.

Secara keseluruhan, bagi pasien yang pernah menjalani bedah maksilofasial, Persiapan dan Perawatan bukanlah sekadar langkah pelengkap, melainkan bagian integral dari perawatan. Komitmen pasien untuk mematuhi semua instruksi, dari penghentian kebiasaan merokok hingga menjaga kebersihan oral yang sempurna selama periode osseointegrasi yang bisa memakan waktu hingga enam bulan, akan secara langsung menentukan apakah implan tersebut akan berfungsi sebagai fondasi gigi permanen yang sukses dan stabil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *