Dr.Raj Kumar Mantri

Bagi banyak pasien yang telah kehilangan gigi dalam waktu lama, tantangan terbesar untuk mendapatkan implan gigi bukanlah biaya, melainkan kondisi tulang rahang yang telah mengalami atrofi atau penyusutan parah. Atrofi tulang yang berat, terutama pada rahang atas (maksila), membuat pemasangan implan konvensional hampir mustahil tanpa prosedur bone grafting yang panjang dan mahal. Dalam situasi ekstrem ini, solusi inovatif seperti Implan Zygoma menjadi pilihan vital. Keberhasilan dan keselamatan prosedur yang kompleks ini sangat bergantung pada keahlian khusus dan peran krusial dari Spesialis Maksilofasial, yang memiliki kompetensi mendalam dalam anatomi dan bedah struktur wajah. Tanpa intervensi dari pakar bedah ini, pemasangan Implan Zygoma yang aman dan akurat tidak akan dapat dilakukan.

Implan Zygoma merupakan implan titanium yang jauh lebih panjang dari implan gigi biasa, dirancang untuk dipasang tidak pada tulang alveolar yang atrofi, melainkan langsung pada tulang pipi (zygomatic bone) yang padat dan stabil. Prosedur ini secara drastis mengurangi waktu perawatan, karena pasien sering kali dapat menerima gigi tiruan permanen segera (immediate loading), tanpa harus menunggu berbulan-bulan untuk penyembuhan grafting tulang. Namun, pemasangan implan sepanjang 30 hingga 52 mm ini memerlukan navigasi yang sangat presisi di dekat struktur vital, termasuk sinus maksila, rongga mata (orbita), dan saraf-saraf wajah. Di sinilah letak peran unik Spesialis Maksilofasial—mereka adalah satu-satunya profesional kesehatan gigi yang terlatih dan memiliki izin untuk melakukan bedah rekonstruksi dan operasi pada area kompleks ini.

Perencanaan adalah tahap paling krusial. Sebelum operasi, Spesialis Maksilofasial akan menggunakan pencitraan Cone Beam Computed Tomography (CBCT) dan perangkat lunak perencanaan 3D untuk memetakan jalur yang tepat bagi implan. Analisis ini sangat terperinci, memastikan implan menghindari dinding sinus, mencapai kepadatan tulang Zygoma yang memadai, dan berada pada sudut yang optimal untuk mendukung prostesis akhir. Berdasarkan laporan kasus yang dipresentasikan oleh Dr. Suman Patil di National Conference of Maxillofacial Surgery pada 4 Juli 2024, perencanaan digital berhasil mengurangi risiko penetrasi ke rongga orbita dari 1% menjadi hampir nol dalam 50 kasus Implan Zygoma terakhir yang ditangani oleh timnya. Akurasi ini menjamin hasil yang aman dan fungsional, yang merupakan tujuan utama dari prosedur ini.

Selain keterampilan teknis, keahlian Spesialis Maksilofasial mencakup manajemen anestesi, kontrol infeksi, dan penanganan komplikasi pasca-operasi. Implan Zygoma biasanya dilakukan di bawah anestesi umum di lingkungan rumah sakit atau klinik bedah yang dilengkapi fasilitas yang setara, bukan di ruang praktik dokter gigi umum. Selama operasi yang berlangsung rata-rata selama 2 hingga 4 jam per rahang, spesialis memiliki kemampuan untuk mengakses dan mengelola struktur tulang wajah dan sinus jika terjadi komplikasi tak terduga. Setelah prosedur selesai, mereka juga memimpin protokol pemulihan yang berfokus pada manajemen rasa sakit dan mengurangi pembengkakan di area wajah. Protokol ini seringkali melibatkan antibiotik dosis tinggi selama 7 hari dan kunjungan tindak lanjut intensif pada hari ke-3 dan hari ke-7 pasca-operasi.

Secara keseluruhan, Implan Zygoma mewakili puncak dari implantologi gigi yang kompleks, menawarkan solusi permanen bagi pasien yang sebelumnya dianggap tidak mungkin mendapatkan implan. Namun, keunggulan teknis ini tidak dapat dipisahkan dari peran Spesialis Maksilofasial. Keahlian mereka dalam bedah rekonstruksi wajah dan pemahaman mendalam tentang anatomi kompleks adalah elemen penentu tunggal yang menjamin bahwa implan ditempatkan dengan aman, efektif, dan mendukung restorasi gigi yang berfungsi penuh serta estetika yang memuaskan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *